Tips Sehat – 20 Virus Mematikan: Ilmuwan China Ungkap Fakta Mengejutkan dari Bedah Kelelawar
Penelitian terbaru dari ilmuwan China kembali menggemparkan dunia ilmiah dan publik global. Dalam sebuah studi mendalam terhadap kelelawar liar yang di tangkap di wilayah selatan Tiongkok. Tim peneliti menemukan 20 virus baru yang berpotensi mematikan bagi manusia. Temuan ini tidak hanya menghidupkan kembali kekhawatiran akan pandemi berikutnya. Tetapi juga membuka mata dunia akan pentingnya riset virologi terhadap satwa liar.
Bedah Kelelawar Ungkap “Gudang Virus”
Kelelawar selama ini di kenal sebagai reservoir alami berbagai virus mematikan seperti SARS, MERS, Ebola, hingga COVID-19. Kini, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mereka menyimpan lebih banyak virus dari yang sebelumnya di ketahui.
Dari ratusan spesimen kelelawar yang diteliti, para ilmuwan mengidentifikasi 20 jenis virus RNA yang belum pernah terdokumentasi sebelumnya. Beberapa di antaranya memiliki struktur genetik yang mirip dengan virus corona dan paramyxovirus. Kelompok virus yang bisa melompat dari hewan ke manusia (zoonosis).
“Kami menemukan sejumlah virus dengan potensi zoonotik yang tinggi. Artinya mereka bisa berpindah ke manusia dan memicu wabah,” ungkap Dr. Liang Wen, pemimpin tim peneliti dari Institute of Virology Tiongkok.
20 Virus Mematikan: Ilmuwan China Ungkap Fakta Mengejutkan dari Bedah Kelelawar
Virus yang “Siap Lompat” ke Manusia
Beberapa virus yang di temukan memiliki kemampuan untuk mengikat reseptor sel manusia. Terutama ACE2—reseptor yang juga di gunakan oleh virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi manusia. Ini menandakan bahwa mutasi kecil saja bisa membuat virus-virus ini “siap” untuk berpindah ke manusia.
Temuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa kelelawar bisa menjadi sumber wabah berikutnya. Jika tidak ada pengawasan yang ketat terhadap interaksi manusia dengan satwa liar.
Peringatan Global dan Urgensi Pengawasan
Para ilmuwan menyerukan pentingnya pengawasan virus pada satwa liar. Terutama di wilayah tropis dan subtropis yang kaya akan biodiversitas namun minim regulasi. Studi ini juga menjadi alarm keras bagi dunia untuk meningkatkan investasi pada riset virologi dan sistem deteksi dini.
“Wabah bukan lagi soal jika, tetapi kapan,” tegas Dr. Liang.
Haruskah Kita Khawatir?
Meskipun belum ada bukti bahwa virus-virus ini telah menginfeksi manusia. Sejarah menunjukkan bahwa virus zoonosis bisa berpindah secara cepat dan diam-diam. Pengawasan ketat, pembatasan perdagangan satwa liar, serta kolaborasi ilmiah global menjadi kunci untuk mencegah pandemi berikutnya.
Penemuan 20 virus baru dari tubuh kelelawar menambah panjang daftar potensi ancaman biologis dunia. Apakah kita siap menghadapi tantangan ini? Yang jelas, langkah pencegahan harus dimulai sekarang—sebelum terlambat.
Baca Juga : HIV, AIDS, dan HPV – Kenali dan Pahami Gejalanya pada Wanita dan Pria!





