Tips Sehat – COVID-19 Versi Nimbus Terus Bermunculan dan Mulai Serang Sistem Pencernaan
Pandemi belum benar-benar usai. Di tengah penurunan kasus global, varian baru COVID-19 terus bermunculan. Kini, muncul varian yang di juluki “Nimbus”. Yang mulai mencuri perhatian para ahli karena gejalanya yang tak biasa: menyerang sistem pencernaan lebih dulu.
Varian Nimbus, meski belum menjadi varian dominan. Mulai terdeteksi di beberapa wilayah dengan pola penyebaran dan gejala yang berbeda dari varian sebelumnya. Jika dulu gejala umum seperti batuk, demam, dan kehilangan penciuman mendominasi. Varian Nimbus justru memunculkan gangguan pencernaan sebagai gejala awal, seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut.
Apa Itu Varian Nimbus?
Meski belum ada klasifikasi resmi dari WHO. Ilmuwan menamai varian ini “Nimbus” berdasarkan mutasi unik yang terdeteksi pada bagian spike protein virus. Mutasi ini di yakini memengaruhi cara virus berinteraksi dengan tubuh manusia, terutama pada sistem pencernaan.
Menurut para peneliti, varian ini cenderung menyerang reseptor ACE2 yang juga terdapat di saluran pencernaan, bukan hanya di paru-paru. Ini menjelaskan mengapa banyak pasien dengan varian ini melaporkan gejala gastrointestinal sebagai keluhan utama.
“Kami melihat peningkatan kasus COVID-19 dengan gejala pencernaan akut. Dan banyak di antaranya tidak menyadari bahwa mereka sedang terinfeksi corona,” ujar Dr. Lina Fariz, virolog dari Pusat Riset Penyakit Menular.
COVID-19 Versi Nimbus Terus Bermunculan dan Mulai Serang Sistem Pencernaan
Mengapa Harus Waspada?
Karena gejalanya tidak selalu tampak seperti flu atau infeksi pernapasan biasa, varian Nimbus berpotensi menyebar secara diam-diam. Banyak pasien mengira hanya mengalami keracunan makanan atau masuk angin biasa. Padahal mereka membawa virus dan dapat menularkannya ke orang lain.
Ini tentu menjadi tantangan baru bagi dunia medis dan masyarakat. Pasalnya, protokol tes dan penanganan selama ini lebih di fokuskan pada gejala saluran pernapasan. Bila tidak di waspadai, bisa saja terjadi lonjakan kasus yang tidak terdeteksi.
Apa yang Harus Di Lakukan?
- Waspadai gejala pencernaan yang tidak biasa, terutama jika di sertai lemas, demam ringan, atau sakit kepala.
- Jangan ragu untuk melakukan tes COVID-19 meskipun tidak mengalami batuk atau pilek.
- Terapkan protokol kesehatan saat beraktivitas, termasuk mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan.
- Perbarui vaksinasi bila tersedia, terutama booster terbaru yang di sesuaikan dengan varian baru.
Varian Nimbus menjadi pengingat bahwa COVID-19 belum selesai sepenuhnya. Virus ini terus beradaptasi, dan kita pun harus terus waspada. Jangan sepelekan perut yang “rewel”—bisa jadi itu tanda awal dari serangan varian baru.
Baca Juga : Infeksi HKU5 – Virus Baru di China Berpotensi Picu Pandemi?





