Tips Sehat – Beras Disebut Mengandung Arsenik, Apakah Kita Perlu Khawatir?
Isu Kandungan Arsenik dalam Beras
Beras merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia. Namun, beberapa penelitian internasional menemukan bahwa beras dapat mengandung arsenik, yaitu zat kimia yang secara alami ada di tanah, air, dan udara. Temuan ini menimbulkan pertanyaan: apakah mengonsumsi beras setiap hari bisa membahayakan kesehatan?
Mengenal Arsenik dan Sumbernya
Arsenik adalah unsur kimia yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu arsenik organik dan arsenik anorganik. Arsenik organik biasanya terdapat pada hewan laut dan relatif tidak berbahaya. Sebaliknya, arsenik anorganik yang bisa ditemukan pada air tanah atau lahan pertanian memiliki potensi risiko kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Beras dianggap rentan menyerap arsenik dari tanah dan air karena cara tumbuhnya yang selalu terendam.
Dampak Kesehatan Jika Terpapar Arsenik
Menurut pakar kesehatan, paparan arsenik dalam jumlah tinggi dan jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, seperti gangguan kulit, gangguan pencernaan, penyakit jantung, hingga kanker. Namun, kadar arsenik dalam beras yang biasa dikonsumsi masyarakat umumnya masih berada dalam batas aman, terutama jika beras tersebut berasal dari daerah dengan pengawasan kualitas pangan yang baik.
Cara Aman Mengurangi Riasiko
Meski begitu, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi kandungan arsenik pada beras sebelum dikonsumsi. Misalnya, mencuci beras hingga bersih sebelum dimasak, merendamnya selama beberapa jam, serta menggunakan perbandingan air lebih banyak saat menanak, kemudian membuang sisa air rebusan. Selain itu, penting juga untuk mengombinasikan konsumsi beras dengan sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi, atau kentang agar asupan nutrisi lebih seimbang.
Perlukah Kita Khawatir?
Para ahli gizi menegaskan bahwa tidak perlu panik berlebihan soal isu arsenik pada beras. Selama dikonsumsi dalam jumlah wajar, diolah dengan benar, dan disertai pola makan yang beragam, risiko yang ditimbulkan sangat kecil. Pemerintah dan lembaga pangan juga terus melakukan pengawasan untuk memastikan beras yang beredar tetap aman dikonsumsi masyarakat.
Beras memang bisa mengandung arsenik, tetapi bukan berarti kita harus menghindarinya sepenuhnya. Kuncinya ada pada cara pengolahan yang tepat dan pola makan seimbang. Dengan begitu, masyarakat tetap bisa menikmati nasi sebagai makanan pokok tanpa perlu khawatir berlebihan terhadap isu kesehatan ini.
Baca Juga : 7 Manfaat Rutin Konsumsi Semangka bagi Tubuh





