Tips Sehat – Osteoporosis Dampak dari Beberapa Obat
Para ahli kesehatan, terutama dokter spesialis ortopedi dari RSUPN dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana. Mengingatkan bahwa penggunaan jangka panjang beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko tulang rapuh secara signifikan.
Dr. Ifran Saleh Sp.OT(K) menjelaskan bahwa obat-obatan seperti steroid, obat penenang, dan obat kemoterapi. Namun jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama, dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang yang berpotensi mengarah pada osteoporosis.
“Steroid digunakan untuk kondisi seperti asma, gangguan imun, lupus, atau artritis rematoid yang meradang. Begitu juga dengan obat penenang yang sering dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kepadatan tulang. Sama hal nya juga dengan obat kemoterapi yang digunakan untuk pengobatan kanker,” ungkapnya.
Pentingnya kesadaran akan risiko ini menuntut adanya pemeriksaan kepadatan tulang menggunakan alat Bone Mineral Densitometry (BMC). Tentu saja hal ini berlaku bagi mereka yang secara rutin mengonsumsi obat-obatan tersebut. Pemeriksaan ini penting untuk menilai tingkat kepadatan tulang dan mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
Baca Juga : Demensia – Melindungi Kekuatan Pikiran dari Kepunahan
Osteoporosis Dampak dari Beberapa Obat
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kepadatan tulang normal, dokter biasanya tidak akan merekomendasikan pemeriksaan berikutnya kecuali ada keluhan spesifik. Namun, jika terjadi penurunan kepadatan tulang, tindakan medis segera diperlukan.
“Untuk pasien dengan penurunan kepadatan tulang, kita bisa memberikan terapi seperti bifosfonat. Dimana dapat diberikan baik dalam bentuk tablet mingguan atau infus bulanan, tergantung pada tingkat keparahan,” jelas Ifran.
Selain itu, kandungan kalsium dan vitamin D juga sering diresepkan untuk menjaga kesehatan tulang. “Suplemen kalsium sekitar 500-1000 miligram per hari dan vitamin D3 sekitar 1000-2000 international units (IU) per hari sudah cukup untuk menjaga kepadatan tulang,” tambahnya.
Menurut Ifran, osteoporosis seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awalnya. Sehingga diagnosis biasanya dilakukan setelah terjadi kerapuhan tulang yang terlihat dari postur tubuh yang membungkuk. Selain itu termasuk juga dengan nyeri tulang yang timbul akibat patah tulang ringan.
Untuk mencegah risiko ini, Ifran menyarankan pemeriksaan kepadatan tulang dini bagi individu yang memiliki faktor risiko. Seperti penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang atau usia lanjut. Ini termasuk perempuan yang telah menopause lebih dari lima tahun, pria di usia lanjut, serta orang-orang yang mengalami kondisi medis tertentu yang memerlukan penggunaan obat-obatan berisiko.
Selain terapi medis, gaya hidup sehat seperti olahraga ringan, seperti peregangan otot dan berjalan kaki, juga sangat disarankan untuk menjaga kesehatan tulang. Upaya ini penting dalam menjaga kepadatan tulang yang optimal dan mengurangi risiko keropos tulang di kemudian hari.
Sumber : Liputan 6